Poliartritis merupakan penyakit yang semakin umum di Indonesia dan menyebabkan banyak hambatan dalam aktivitas sehari-hari masyarakat. Jika tidak ditangani dengan segera dan tepat, pasien mungkin mengalami banyak komplikasi yang mengancam jiwa. Lalu apa penyebab poliartritis pada wanita? Bagaimana cara mencegahnya?
1. Apa itu poliartritis?
Poliartritis merupakan penyakit yang berhubungan dengan tulang dan persendian dan saat ini masyarakat Indonesia mempunyai angka penderita penyakit tersebut yang cukup tinggi. Menurut penilaian dan penelitian, dari setiap 10 penderita poliartritis, 6-7 orang yang berisiko tinggi adalah perempuan.
Poliartritis adalah suatu kondisi yang sering terjadi pada persendian seperti sendi jari tangan, jari kaki, sendi bahu, sendi pergelangan tangan, sendi siku, sendi lutut, sendi pergelangan kaki, dll. Ujung-ujung tulang di bawah tulang rawan saat mengalami degenerasi atau kerusakan karena berbagai sebab. akan mempengaruhi membran cairan serta tulang rawan, menyebabkan kelainan bentuk sendi, menyebabkan efusi dan nyeri. Menurut beberapa penelitian medis, poliartritis merupakan penyakit autoimun dan biasanya jika mengalami peradangan pada sendi simetris, misalnya sendi jari kanan, fenomena yang sama juga terjadi pada sisi kiri.
2. Komplikasi umum poliartritis
Dapat dikatakan bahwa poliartritis merupakan penyakit yang tidak hanya membuat penderitanya tidak nyaman karena rasa sakit yang berkepanjangan, namun jika tidak diobati dapat menimbulkan banyak komplikasi yang tidak dapat diprediksi seperti:
- Menyebabkan kelainan bentuk sendi yang mempengaruhi mobilitas pasien. Dalam banyak kasus, pasien akan mengalami perubahan dalam cara berjalan, berdiri, duduk, dll., sehingga menimbulkan kebiasaan buruk dan memperburuk penyakit.
- Atrofi otot akibat kurang berolahraga dalam jangka waktu lama.
- Efusi sendi secara langsung mempengaruhi kesehatan.
- Artritis yang berkepanjangan dapat menyebabkan infeksi lanjutan pada organ dan infeksi darah.
- Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular karena pembuluh darah di lokasi radang sendi akan tersumbat dan jantung harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan cukup darah untuk menjalankan fungsi tubuh.
3. Gejala poliartritis pada wanita
- Rasa nyeri dan pegal pada persendian serta nyerinya semakin lama semakin hebat dan hebat bila cuaca sedang dingin atau malam hari.
- Area sendi yang meradang menjadi bengkak dan merah.
- Biasanya muncul secara simetris pada persendian.
- Tidak dapat menggerakkan sendi yang nyeri.
- Kekakuan membuat persendian tidak mampu melakukan peregangan, seperti jari tidak mampu menggenggam atau memegang benda dengan erat, sendi lutut tidak mampu melakukan peregangan, berjalan, dan lain-lain.
- Tubuh selalu dalam keadaan lelah, kehilangan nafsu makan, dan sulit tidur.
- Gejala demam muncul setelah periode kemerahan dan bengkak yang berkepanjangan.
- Sendi yang meradang mungkin berubah bentuk secara tidak normal dengan gejala pembengkakan dan kemerahan.
4. Apa penyebab osteoarthritis pada wanita?
4.1. Fisiologi dan struktur tulang pada wanita
Pinggul wanita memiliki struktur ligamen yang lebih padat dan fleksibel dibandingkan pria, sehingga pinggulnya lebih lebar. Oleh karena itu, wanita memiliki frekuensi pergerakan yang lebih tinggi seperti peregangan, memutar sendi, dan lain-lain, sehingga akan lebih rentan mengalami cedera, gegar otak, dan risiko osteoarthritis yang lebih tinggi.
4.2. Perubahan hormonal pada wanita pascamenopause dan pramenopause
Wanita dalam masa pramenopause atau menopause mengalami penurunan kadar hormon kelompok estrogen, progesteron, dan androgen secara signifikan. Dan menurut penelitian para ahli medis dunia, kekurangan hormon ada kaitannya dengan gejala dan penyebab osteoarthritis pada wanita.
Selain itu, jumlah testosteron yang dibutuhkan untuk membentuk otot pada tubuh wanita juga lebih rendah dibandingkan pria. Oleh karena itu, massa otot wanita relatif kecil dan mudah mempengaruhi tulang dan persendian, terutama cedera.
4.3. Wanita setelah melahirkan
Saat seorang wanita sedang hamil, perubahan hormonal juga menjadi faktor menguntungkan yang mempengaruhi tulang dan persendian.Karena harus menanggung tenaga yang besar dari janin dalam waktu yang lama, poliartritis dapat dengan mudah terjadi. Menurut penelitian para ahli, mayoritas risiko poliartritis akan terjadi pada wanita yang melahirkan dalam waktu 1 – 3 tahun. Dan kini Anda perlu menggunakan obat-obatan atau makanan fungsional untuk menunjang kesehatan tulang.
5. Beberapa cara mencegah poliartritis sejak dini
Untuk poliartritis , pencegahan dini sangat penting karena jika sudah mengidap penyakit tersebut dan sembuh, angka kekambuhan juga sangat tinggi. Itu sebabnya kami telah mengumpulkan beberapa cara untuk mencegah poliartritis dini pada wanita.
5.1. Berolahraga secara teratur
Jika Anda berada pada masa premenopause atau menopause, rutin berolahraga dengan gerakan yang sesuai dengan kondisi tulang dan sendi akan membantu tulang Anda tetap fleksibel dan terhindar dari cedera. Anda dapat mengikuti program latihan terapi fisik untuk tulang dan sendi yang dikombinasikan dengan latihan seluruh tubuh. Namun, jika Anda sedang menjalani pengobatan poliartritis, Anda memerlukan izin dan bimbingan dari dokter untuk menghindari cedera yang memperburuk kondisi.
5.2. Membangun pola makan yang sehat
Pola makan sehat dengan makanan kaya kalsium seperti ikan, udang, dll, batasi penggunaan makanan yang asam, fermentasi atau banyak bahan pengawet. Sebaliknya, pola makan kaya serat dan vitamin dari sayur-sayuran dan buah-buahan akan membantu memperkuat daya tahan tubuh Anda secara optimal.
Anda dapat meminta dukungan dari dokter yang berkualifikasi untuk memberikan saran mengenai pola makan yang paling cocok tidak hanya untuk Anda tetapi juga untuk anggota keluarga Anda.
5.3. Rutin memeriksakan kesehatan umum secara berkala
Pemeriksaan kesehatan rutin setiap 3 – 6 bulan sekali untuk mengetahui kesehatan tubuh secara keseluruhan dan dapat menerima pengobatan tepat waktu segera setelah penyakit terdeteksi. Untuk melakukan skrining poliartritis sejak dini, Anda bisa meminta pemeriksaan indikator terkait tulang seperti risiko osteoporosis, kepadatan tulang, dan lain-lain. Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah memantau kondisi tubuh Anda.
0 Komentar